Tawur Agung Kesanga Menjelang Nyepi
Makna hingga Prosesi
(Jro Mangku Kt Gd Kesumawijaya )
Senin, 11 Mar 2024. 13 : 05 WITA
Upacara Jelang Hari Suci Nyepi
Upacara serangkaian Hari Suci Nyepi. Salah satunya adalah Melasti dan Tawur Agung Kesanga. ( di Desa Adat Penestanan dilakukan Ngubeng ) di suang2 Ista Dewata Beliau.
Tawur Agung Kesanga dari segi sejarah dan nilai tradisi kearifan lokal yang berkaitan dengan pelaksanaan hari suci Nyepi. Tawur Agung Kesanga berdasarkan Lontar Sang Hyang Aji Swamandala, merupakan upacara Butha Yadnya yang bertujuan untuk kesejahteraan alam dan lingkungan.
Waktu Pelaksanaan
Salah satu rangkaian upacara sehari sebelum hari suci Nyepi ini dilaksanakan pada Tilem Sasih Kesanga. Pelaksanaan Tawur Agung Kesanga dilaksanakan pada saat Tengai Tepet dan Sandi Kala.
Fungsi Upakara Tawur Kesanga.
Tawur Agung Kesanga bertujuan membersihkan Bhuana Agung (alam semesta) dan Bhuana Alit (tubuh kita) sesuai konsep Tri Hita Karana. Tujuan pelaksanaan Tawur Agung Kesanga untuk menetralisir unsur negatif dari lingkungan kita.
Makna
Makna pelaksanaan Tawur Agung ialah membayar atau mengembalikan sari-sari alam yang dimanfaatkan untuk kehidupan manusia selama memenuhi kebutuhan hidup. Pengembalian dilakukan dengan upacara yang ditujukan kepada para Butha, dengan tujuan para Butha tidak mengganggu manusia. (Butha Hita).
Tawur Agung Kesanga terangkai dengan pawai ogoh-ogoh yang disimbolkan berwujud Bhuta Kala (simbol kejahatan). Sesuai ekpresi seniman dalam berkarya. Ogoh-ogoh akan diarak keliling Desa, Ngrudug Caru, Somya menjadi Butha Hita. kemudian dibakar.
Ini sebagai makna untuk membakar segala unsur negatif atau kejahatan di muka bumi. Sehingga, akan tercapai kehidupan yang harmonis yang sejalan dengan konsep ajaran Hindu yaitu Tri Hita Karana.
Rangkaian Nyepi dimulai dari Melasti, kemudian Tawur Agung Kesanga, dilanjutkan Pengerupukan, hingga akhirnya Nyepi. Tawur Agung Kesanga dilaksanakan dengan melakukan upacara di Catus Pata (perempatan) Banjar atau Desa yang dianggap sebagai titik Nol dan titik temu antar ruang dan waktu.
Upacara lalu dilanjutkan dengan melakukan Pecaruan, dan di rumah warga dengan Ngrupuk di rumah masing-masing. Pawai ogoh-ogoh mengelilingi Desa. Hal itu bertujuan menyerap menetralisir energi negatif dan meleburnya, dengan disimbolkan melalui pembakaran Ogoh-ogoh menetralisir sifat Raksasa pada diri dan menjadi Sifat-sifat Dewa.
Demikian Upacara Tawur Kesanga semoga semuanya Berbahagia.
( Samasta Loka Sukinah Bavantu).